SISTEM KEPERCAYAAN ROMAWI
Kata Pengantar
Puji syukur Penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan petunjuknya-NYA, sehingga Penulis
dapat menyelesaikan Makalah yang memuat tentang “ SISTEM KEPERCAYAAN ROMAWI
" untuk Memenuhi Tugas Mata kuliah sejarah pemikiran modern.
Dalam makalah ini, berisi tentang
Sistem Kepercayaan Romawi, dimana pada saat itu, Sebelum agama Kristen
berkembang di Romawi Kuno, orang – orang Romawi mengakui dan mempercayai adanya
dewa-dewa (politheisme). Namun, dewa-dewanya mirip dewa orang Yunani Kuno,
hanya nama-namanya yang berbeda.
Apabila dalam Makalah ini dijumpai
banyak kekurangan, Penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya. Mengingat
Penulis hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan, dimana segala
sesuatu yang diciptakan oleh manusia pasti memiliki kekurangan. Oleh sebab itu
Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
kesempurnaannya makalah ini ,dan juga Penulis berharap semoga Makalah ini dapat
bermanfaat bagi mahasiswa dan para penggunanya.
zainul mukhsen
Denpasar,
10 April 2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Romawi ialah peradaban dunia yang
letaknya terpusat di kota Roma masa kini. Peradaban Romawi dikembangkan Suku Latia
yang menetap di lembah Sungai Tiber. Suku Latia menamakan tempat tinggal mereka
‘Latium’. Latium merupakan kawasan lembah pegunungan yang tanahnya baik untuk
pertanian. Penduduk Latium kemudian disebut bangsa Latin. Pada mulanya, di
daerah Latium inilah bangsa Latin hidup dan berkembang serta menghasilkan
peradaban yang tinggi nilainya.
Selain itu, kota Romawi juga
memiliki system kepercayaan yang khas yaitu kepercayaan pada dewa-dewa yang
identik dengan keseharian mereka.
Atas
dasar itu penulis akan mencoba membahas lebih dalam mengenai sistem kepercayaan
romawi kuno.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam
penulisan makalah ini, masalah yang ingin dikaji adalah :
a. Bagaimana bentuk system kepercayaan romawi
kuno ?
b. Apa dampak kepercayaan romawi kuno pada
perkembangan bangsa Romawi ?
1.3 Tujuan
Berdasarkan
rumusan masalah di atas, maka tujuan yang akan dicapai adalah :
a. Mengetahui bentuk system kepercayaan romawi
kuno
b. Mengetahui dampak kepercayaan romawi kuno
pada perkembangan bangsa Romawi
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat teoritis :
a) Sebagai pembanding bagi para pembaca untuk
membuat makalah.
b) Sebagai bahan penilaian bagi Bapak Guru Mata Pelajaran Sejarah.
c) Sebagai sumber referensi untuk para
pembaca.
1.4.2 Manfaat Praktis :
Makalah ini dapat menjadi sumber
informasi bagi masyarakat untuk lebih mengenal lebih jauh lagi tentang system
kepercayaan Romawi. Utamanya bagi teman-teman siswa agar lebih bisa mengetahui,
mengahargai dan menghayati nilai-nilai luhur budaya romawi, terutama dalam hal
system kepercayaan Romawi ini, dan juga
masyarakat dapat mengetahui apa dampak kepercayaan romawi kuno pada
perkembangan bangsa romawi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Bentuk Sistem Kepercayaan
Romawi Kuno
Kota Roma yang menjadi pusat
kebudayaan Romawi terletak di muara sungai Tiber. Waktu berdirinya Kota Roma
yang yang terletak di lembah Sungai Tiber tidak diketahui secara pasti. Legenda
menyebut bahwa Roma didirikan dua bersaudara keturunan Aenas dari Yunani, Remus
dan Romulus.
Kepercayaan
Romawi Kuno terbagi mnjadi dua, yaitu :
a. Kepercayaan
Terhadap Dewa
Orang-orang Romawi memiliki
kepercayaan terhadap dewa-dewa, seperti orang-orang di Yunani. Hanya saja
dewa-dewa di romawi berbeda dengan di Yunani. Ketika kerajaan Romawi berdiri, kepercayaan
masyarakat masih bersifat anisme yaitu kepercayaan dan pemujaan terhadap roh.
Kepercayaan ini merupakan
kepercayaan yang unik karena mereka memuja dewa-dewa yang serupa dengan nama
planet, seperti :
1. Yupiter
sebagai pemimpin pada dewa.
2. Neptunus
sebagai dewa laut.
3. Venus
sebagai dewi kecantikan.
4. Minerva
sebagai dewi ilmu pengetahuan.
5. Juno
merupakan dewi permaisuri Yupiter.
b. Kepercayaan
Agama Kristen
Perkembangan kepercayaan bangsa
Romawi berikutnya setelah kepercayaan pada dewa yaitu munculnya ajaran Kristen.
Setelah lahirnya agama kristen, ditanah Judea yang merupakan wilayah kekaisaran
Romawi maka agama yang baru ini mulai berkembang bahkan sampai di Roma sebagai
pusat pemerintahan. Penyebaran ke arah barat dilakukan oleh Petrus dan Paulus.
Penganut agama kristen semakin banyak terutama dari golongan budak (kaum
tertindas).
Mengapa para kaisar Romawi lalu
memerintahkan pasukannya untuk menindas penganut agama kristen? Karena ajaran
agama kristen dapat menggoyahkan sendi-sendi kekuasaan kaisar. Ajaran tersebut
adalah:
a. bersifat
monotheisme sedangkan agama Romawi bersifat polytheisme,
b. menolak
pendewaan kaisar,
c. menolak
perbudakan, dan
d. menolak
wajib militer dan berperang.
Berkaitan dengan kepercayaan itu
berkembanglah bangunan pemujaan terhadap dewa-dewi seperti gedung Pantheon
yaitu rumah dewa bagi bangsa Romawi. Setelah agama kristen ditetapkan sebagai
agama negara maka Roma kemudian menjadi pusat agama Roma Katolik dengan
pemimpinnya yang disebut Paus serta dibangun gereja yang megah dikenal sebagai
gereja Santo Petrus.
2.2 Dampak Kepercayaan Romawi Kuno
Pada Masa Perkembangan Bangsa Romawi
Pada masa Gothik (100 – 1400 M),
kebudayaan Romawi tidak dapat dipisahkan dari perkembangan agama kristen. Agama
kristen atau Nasrani sebenarnya telah berkembang sejak jaman pemerintahan
Tiberius. Agama ini disiarkan oleh Yesus (Isa) dari nazareth, yang dilahirkan
di Palestina. Agama Kristen ini berbeda dengan kepercayaan rakyat Romawi yang
poltheis. Agama Nasrani memiliki kepercayaan monoteis. Dengan pertimbangan-pertimbangan
politik dan kemanan negara, Tiberius menjatuhkan hukuman mati kepada Yesus pada
tahun 33. Tetapi kematian Yesus ini tidak berarti agama Kristen lenyap dari
kehiduapan masyarakat Romawi, malahan sebaliknya.
Setelah Yesus atau Nabi Isa disalib
dibukit Gologota, agama kristen berkembang sampai Mesir, Syria, Asia Kecil, dan
ke Roma. Hampir selama tiga abad para pengikut agama Kristen dalam ketakutan
dan dikejar-kejar oleh penguasa Roma. Pada tahun 395 agama kristen ditetapkan
sebagai agama negara. Dari masyarakat pemeluknya lambat laun timbul suatu
bentuk kelompok kegerejaan yang disusun menurut organisasi-organisasi yang ada
di Imperium Romanum (penguasa Roma). Periode
Gothik seni Kristen mengalami hambatan-hambatan yang disebabkan oleh
perpindahan pemerintahan dari Konsatantinopel ke Byzantium. Kekaisaran romawi
mengalami perpecahan menjadi Romawi Barat dan Romawi Timur. Romawi Barat
mengalami keruntuhan tahun 335 M.
Ketika penguasa Roma masih memusuhi
para pengikut agam kristen, di Roma sendiri secara sembuyi-sembunyi berkembang
seni Katamba. Sejak saat itulah lahir seni Katakomba yang meruapakn tanda
lahirnya seni kristen awal. Katakomba sendiri merupakan kuburan-kuburan bawah
tanah. Kemudian dalam masyarakat Romawi pada masa Gothik ini selalu melakukan
kebiasaan untuk berkumpul di ruangan terowongan dengan tujuan mengadakan
kegiatan agama. Dari seringnya diadakan perkumpulan, kemudian berkembang
kebiasaan masyarakat untuk menghiasi dinding dengan motif jaman kuno.
Motif-motif klasik yang digambar dalam dinding-dinding terowongan ini, kemudian
tergeser oleh perkembangan motif-motif modern atau baru. Motif-motif yang baru
ini biasanya berbentuk manusia dan binatang yang digambarkan secara simbolik
untuk kepentingan agama kristen. Karya seni kristen awal ini anatara lain
lukisan-lukisan kristus sebagai “gembala yang baik”. Pada umumnya yang
mengembangkan seni Katakomba ini adalah bukan seniman. Bagi mereka yang
erpenting adalah dapat mengungkapkan arti dan ide melalui lukisan dan sebagai
bakti mereka kepada agama kristen. Namun, justru “seniman-seniman” Katakomba
ini menjadi pelopor seni nonrelistik pada abad pertengahan.
Ketika gereja mengalami kemerdekaan
kembali pada abad ke-4, kemudian agama kristen dijadikan agama resmi, mulailah
perkembangan seni banguan gereja. Pada masa itu, para arsitek membangun gereja
dengan menggunakan konsep dasar seni bangunan basilika bangsa Romawi, yaitu
suatu bangunan untuk pertemuan-pertemuan umum berbentuk persegi panjang.
Perkembangan selanjutnya adalah bagunan gereja dengan menara lonceng pada bad
ke-6.
Selain dari sisi perkembangan bangsa
Romawi berdampak pula pada ilmu planet, yaitu terdapat nama-nama dewa yang juga dipakai untuk nama-nama
planet di jagat raya, yaitu :
a. Yupiter,
b. Mars,
c. Mercurius
d. Venus
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bangsa
Romawi memuja beberapa roh seperti:
Ø Vesta
yaitu roh pengurus api tungku
Ø Lares
yaitu roh penjaga rumah tangga dan batas ladang keluarga
Ø Penates
yaitu roh penjaga lumbung
Peradaban
Romawi juga mendapat pengaruh besar dari peradaban Yunani termasuk kepercayaan
yang bersifat Polytheisme. Selain itu setelah datangnya ajaran Kristen, bangsa
Romawi mulai memrcayai dan memeluk agama tersebut dan akhirnya dijadikan agama
resmi di Romawi sekarang ini, dan tidak hanya itu ajaran Kristen akhirnya
menghasilkan budaya pemerintahan di Romawi yaitu dengan adanya Paulus (
Pemimpin Agama Kristen).
3.2 Saran
Dalam makalah ini masih banyak yang
belum Penulis bahas tentang Sistem Kepercayaan Romawi. oleh karna itu,
diharapkan kepada Penulis lain yang ingin mengangkat tema yang sama, yaitu
tentang Sistem Kepercayaan Romawi, agar lebih baik dan lebih detail lagi dalam
membuat makalah tentang Sistem Kepercayaan Romawi ini, karena masih ada bahkan
masih banyak pembahasan tentang makalah saya ini yang penulis belum sampaikan
dalam Makalah ini.
Daftar pustaka
Wikipedia.
Sistem Kepercayaan Romawi.
http://peradabankunodiasiaafrikadaneropa.blogspot.com.
Sistem Kepercayaan Bangsa Romawi.
http://fachrulrijal.blogspot.com.
Sistem Kepercayaan Romawi Kuno.
Herydotus.wordpress.com.
Sistem Kepercayaan Romawi.
Wawan-junaidi.blogspot.com.
Peradaban Romawi Kuno.
Komentar
Posting Komentar